SEJARAH KEPERAWATAN
Akper Pemkab Pidie |
Kenyataan menunjukan bahwa pada saat seorang anak sedang sakit dirumah pada dsarnya ingin selalu bersama ibunya, jarang sekali ingin bersama ayahnya. Mungkin kedekatan ini disebabkan oleh faktor bahwa ibulah yang mengandung, merawat serta membesarkan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa inti keperawatan adalah kepedulian yang didasarkan atas fitrah naluriah manusia lantas apakah setiap orang yang memiliki kepedulian terhadap orang lain itu bias lansung dikatakan sebagai perawat? Hal itu masih mungkin saja bias terjadi, jika kita menengoh sejarah awal keperawatan yang belum didasarkan keilmuan, maka siapa saja bias menjadi perawat.
Akan tetapi jika menimbang perkembangan keperawatn saat ini sebagai suatu profesi yang didasarkan atas keilmuan dan seni, maka tidak sembarang orang bias menjadi perawat dan menjalankan tugas-tugas keperawatan. Meski sama-sama memeiliki naluri, akan tetapi naluri manusia dengan naluri hewan sangatlah berbeda.
Manusia mampu merubah dan memodifikasi akal yang dimilikinya untuk di realisasikan, hal inilah yang tidak akan pernah dimiliki oleh hewan. Karenanya, keperawatan tidak hanya saja terpaku pada naluri tetapi juga pada kemampuan intelgensi. Namun tetapi, dalam keperawatan juga harus tetap menjaga naluri yang tetap mengarah pada kebaikan. Tujuannya untuk mempertajam kepekaan dan kepedulian terhadap masyarakat. Sebagai perawat, keduanya tersebut haruslah seimbang agar dapat menjadi perawat yang memiliki intelgensi yang tinggi dan tetap memiliki kepedulian terhadapa masyarakat.
- Sejarah Keperawatan di Dunia
Perkembangan keperwatan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan peradaban manusia.
Perkembangan keperawatan diawali pada :
1. Zaman Purbakala (Primitive Culture)
Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin pada seorang ibu). Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah perawat harus memiliki naluri keibuan (Mother Instinc). Dari masa Mother Instic kemudian bergeser ke zaman dimana orang masih percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistic yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan ini dikenal dengan nama Animisme. Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan karena kekuatan alam/pengaruh gaib seperti batu-batu, pohon-pohon besar dan gunung-gunung tinggi.
Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa itu mereka menganggap bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa, sehingga kuil-kuil didirikan sebagai tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta kesembuhan di kuil tersebut. Setelah itu perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya Diakones & Philantrop, yaitu suatu kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam merawat orang sakit, sejak itu mulai berkembanglah ilmu keperawatan. Pada saat itu mereka meninggalkan keramaian didunia untuk membantu merawat orang yang sakit.
2. Zaman Keagamaan
Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana seseorang yang sakit dapat disebabkan karena adanya dosa/kutukan Tuhan. Pusat perawatan adalah tempat-tempat ibadah sehingga pada waktu itu pemimpin agama disebut sebagai tabib yang mengobati pasien. Perawat dianggap sebagai budak dan yang hanya membantu dan bekerja atas perintah pemimpin agama.
3. Zaman Masehi
Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana pada saat itu banyak terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan untuk mengunjungiorang sakit sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan perawatan untuk mengubur bagi yang meninggal. Dengan penuh kasih dan sayang.
Pada zaman pemerintahan Lord-Constantine, ia mendirikan Xenodhoecim atau hospes yaitu tempat penampungan orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan. Pada zaman ini berdirilah Rumah Sakit di Roma yaitu Monastic Hospital.
4. Pertengahan abad VI Masehi
Pada abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah, seiring dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama Islam.
Abad VII Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti Ilmu Pasti, Kimia, Hygiene dan obat-obatan. Pada masa ini mulai muncul prinsip-prinsip dasar keperawatan kesehatan seperti pentingnya kebersihan diri, kebersihan makanan dan lingkungan. Tokoh keperawatan yang terkenal dari Arab adalah Rufaidah.
5. Permulaan abad XVI
Pada masa ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama menjadi kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup, padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde agama untuk merawat orang sakit. Dengan adanya perubahan ini, sebagai dampak negatifnya bagi keperawatan adalah berkurangnya tenaga perawat. Untuk memenuhi kurangnya perawat, bekas wanita tuna susila yang sudah bertobat bekerja sebagai perawat. Dampak positif pada masa ini, dengan adanya perang salib, untuk menolong korban perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela sebagai perawat, mereka terdiri dari orde-orde agama, wanita-wanita yang mengikuti suami berperang dan tentara (pria) yang bertugas rangkap sebagai perawat.
Pengaruh perang salib terhadap keperawatan :
a. Mulai dikenal konsep P3K
b. Perawat mulai dibutuhkan dalam ketentaraan sehingga timbul peluang kerja bagi perawat dibidang sosial.
Ada 3 Rumah Sakit yang berperan besar pada masa itu terhadap perkembangan keperawatan :
1. Hotel Dieu di Lion
Awalnya pekerjaan perawat dilakukan oleh bekas WTS yang telah bertobat. Selanjutnya pekerjaan perawat digantikan oleh perawat terdidik melalui pendidikan keperawatan di RS ini.
2. Hotel Dieu di Paris
Pekerjaan perawat dilakukan oleh orde agama. Sesudah Revolusi Perancis, orde agama dihapuskan dan pekerjaan perawat dilakukan oleh orang-orang bebas. Pelopor perawat di RS ini adalah Genevieve Bouquet.
3. ST. Thomas Hospital (1123 M)
Pelopor perawat di RS ini adalah Florence Nightingale (1820). Pada masa ini perawat mulai dipercaya banyak orang. Pada saat perang Crimean War, Florence ditunjuk oleh negara Inggris untuk menata asuhan keperawatan di RS Militer di Turki. Hal tersebut memberi peluang bagi Florence untuk meraih prestasi dan sekaligus meningkatkan status perawat. Kemudian Florence dijuluki dengan nama “ The Lady of the Lamp”.
6. Perkembangan keperawatan di Inggris
Florence kembali ke Inggris setelah perang Crimean. Pada tahun 1840 Inggris mengalami perubahan besar dimana sekolah-sekolah perawat mulai bermunculan dan Florence membuka sekolah perawat modern. Konsep pendidikan Florence ini mempengaruhi pendidikan keperawatan di dunia.
Kontribusi Florence bagi perkembangan keperawatan a. l :
a. Nutrisi merupakan bagian terpenting dari asuhan keperawatan.
b. Okupasi dan rekreasi merupakan terapi bagi orang sakit
c. Manajemen RS
d. Mengembangkan pendidikan keperawatan
e. Perawatan berdiri sendiri berbeda dengan profesi kedokteran
f. Pendidikan berlanjut bagi perawat.
Sejarah dan perkembangan keperawatan di Indonesia dimulai pada masa penjajahan Belanda sampai pada masa kemerdekaan.
1. Masa Penjajahan Belanda
Perkembangam keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi yaitu pada saat penjajahan kolonial Belanda, Inggris dan Jepang. Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut Velpeger dengan dibantu Zieken Oppaser sebagai penjaga orang sakit.
Tahun 1799 didirikan rumah sakit Binen Hospital di Jakarta untuk memelihara kesehatan staf dan tentara Belanda. Usaha pemerintah kolonial Belanda pada masa ini adalah membentuk Dinas Kesehatan Tentara dan Dinas Kesehatan Rakyat. Daendels mendirikan rumah sakit di Jakarta, Surabaya dan Semarang, tetapi tidak diikuti perkembangan profesi keperawatan, karena tujuannya hanya untuk kepentingan tentara Belanda.
2. Masa Penjajahan Inggris (1812 – 1816)
Gurbernur Jenderal Inggris ketika VOC berkuasa yaitu Raffles sangat memperhatikan kesehatan rakyat. Berangkat dari semboyannya yaitu kesehatan adalah milik manusia, ia melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki derajat kesehatan penduduk pribumi antara lain :
– pencacaran umum
– cara perawatan pasien dengan gangguan jiwa
– kesehatan para tahanan
Setelah pemerintahan kolonial kembali ke tangan Belanda, kesehatan penduduk lebih maju. Pada tahun 1819 didirikan RS. Stadverband di Glodok Jakarta dan pada tahun 1919 dipindahkan ke Salemba yaitu RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Tahun 1816 – 1942 berdiri rumah sakit – rumah sakit hampir bersamaan yaitu RS. PGI Cikini Jakarta, RS. ST Carollus Jakarta, RS. ST. Boromeus di Bandung, RS Elizabeth di Semarang. Bersamaan dengan itu berdiri pula sekolah-sekolah perawat.
3. Zaman Penjajahan Jepang (1942 – 1945)
Pada masa ini perkembangan keperawatan mengalami kemunduran, dan dunia keperawatan di Indonesia mengalami zaman kegelapan. Tugas keperawatan dilakukan oleh orang-orang tidak terdidik, pimpinan rumah sakit diambil alih oleh Jepang, akhirnya terjadi kekurangan obat sehingga timbul wabah.
4. Zaman Kemerdekaan
Tahun 1949 mulai adanya pembangunan dibidang kesehatan yaitu rumah sakit dan balai pengobatan. Tahun 1952 didirikan Sekolah Guru Perawat dan sekolah perawat setimgkat SMP. Pendidikan keperawatan profesional mulai didirikan tahun 1962 yaitu Akper milik Departemen Kesehatan di Jakarta untuk menghasilkan perawat profesional pemula. Pendirian Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) mulai bermunculan, tahun 1985 didirikan PSIK ( Program Studi Ilmu Keperawatan ) yang merupakan momentum kebangkitan keperawatan di Indonesia. Tahun 1995 PSIK FK UI berubah status menjadi FIK UI. Kemudian muncul PSIK-PSIK baru seperti di Undip, UGM, UNHAS dll.
- Sejarah Perkembangan Profesi Keperawatan di Indonesia
- Penataan Pendidikan Keperawatan
– Percepatan pertumbuhan pendidikan keperawatan dalam suatu pendidikan nasional dengan menetapkan jenjang dan jenis pendidikan keperawatan mulai dari jenjang pendidikan diploma,sarjana,dan profesi
– Pengendalian dan pembinaan pelaksanaan pendidikan pada pusat pendidikan keperawatan yang dilakukan dengan cara mengadakan pelaksanaan akreditasi pendidikan serta penyesuaian standar pendidikan sesuai dengan pendidikan profesi keperawatan
– Pengembangan lahan praktek dengan membentuk komunitas professional Hal ini dilakukan untuk pencapaian kompetensi yang ada dengan menerapkan pengalaman belajar klinik dan lapangan bagi calon-calon perawat
– Pengembangan dan pembinaan staf akademis menuju terbentuknya masyarakat akademis professional.
2. Penataan Praktek Keperawatan – Pengembangan dan pembinaan pelayanan asuhan keperawatan secara profesional
– Penyusunan dan pemberlakuan standar praktek keperawatan
– Penerapan model asuhan keperawatan secara professional dengan memperhatikan kode etik keperawatan yang berlaku dan dalam setiap melakukan tindakan diperlukan hal yang menunjang seperti ilmu keperawatan sebelumnya.
3. Penataan pendidikan berlanjut Melalui pendidikan berkelanjutan keperawatan akan selalu berkembang dan terarah dalam mengembangkan spesialisasi atau tingkat kekhususan dalam profesi keperawatan.Untuk menuju penataan tersebut dapat dilakukan:
- Pengembangan pola pendidikan berkelanjutan
- Penyusunan program pendidikan berkelanjutan yang disesuaikan dengan kebutuhan perawat
- Pengembangan kemampuan untuk melaksanakan pendidikan keperawatan melalui upaya pengembangan pendidikan keperawatan diberbagai tempat pelayanan atau pendidikan
- Penataan organisasi profesi keperawatan
- Pembinaan organisasi keperawatan
- Peningkatan kemampuan organisasi profesi keperawatan
- Pembinaan organisasi keperawatan dengan melaksanakan ini diharapkan organisasi profesi bisa diakui secara benar-benar menjadi organisasi profesi yang mampu mengendalikan profesionalisasi keperawatan
- Penataan Lingkungan untuk perkembangan keperawatan lingkungan
- Melaksanakan desiminasi pengertian tentang keperawatan profesional dengan menjelaskan lingkup peran dan tanggungjawab serta kewenangan profesi keperawatan kepada masyarakat
- Menciptakan kesempatan bagi profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan keperawatan dengan sikap profesional
- Memberlakukan undang-undang dalam penerapan praktek keperawatan profesional sehingga segala kendala dan hambatan dapat diatasi secara langsung
- Keperawatan sebagai suatu Profesi
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar untuk pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada pelayanan.
2. Schein E. H (1962)
Profesi merupakan suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.
3. Hughes,E.C ( 1963 )
Profesi merupakan suatu keahlian dalam mengetahui segala sesuatu dengan lebih baik dibandingkan orang lain (pasien).
Ciri-ciri profesi menurut Winsley,(1964 ):
1. Didukung oleh badan ilmu ( body of knowledge ) yang sesuai dengan bidangnya, jelas wilayah kerja keilmuannya dan aplikasinya.
2.Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terusmenerus dan bertahap
3.Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui perundang-undangan
4.Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi (estándar pendidikan dan pelatihan, estándar pelayanan dan kodeetik) serta pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi
Dikatakan juga oleh Shortridge,L.M ( 1985 ),Ciri-ciri profesi esensial suatu profesi adalah sbb:
1.Berorientasi pada pelayanan masyarakat
2.Pelayanan keperawatan yang diberikan didasarkan pada ilmu pengetahuan
3.Adanya otonomi
4.Memiliki kode etik
5. Adanya organisasi profesi.
Mari kita lihat apakah Keperawatan termasuk PROFESI..???
1. MEMPUNYAI BODY OF KNOWLEDGE
Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan( nursing science ) yang mencakup ilmu – ilmu dasar ( alam, sosial,perilaku), ilmubiomedik, ilmu kesehatan masyarakat, ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan klinis dan ilmu keperawatan komunitas.
2. PENDIDIKAN BERBASIS KEAHLIAN PADA JENJANG PENDIDIKAN TINGGI.
Di Indonesia berbagai jenjang pendidikan telah dikembangkan dengan mempunyai standar kompetensi yang berbeda-beda mulai D III Keperawatan sampai dengan S3 akan dikembangkan.
3. MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT MELALUI PRAKTIK DALAM BIDANG PROFESI.
Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan Nasional. Oleh karena itu sistem pemberian askep dikembangkan sebagai bagian integral dari sistem pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terdapat di setiap tatanan pelayanan kesehatan.
Pelayanan/ askep yang dikembangkan bersifat humanistik/menyeluruh didasarkan pada kebutuhan klien,berpedoman pada standar asuhan keperawatan dan etika keperawatan.
4. MEMILIKI PERHIMPUNAN/ORGANISASI PROFESI.
Keperawatan harus memiliki organisasi profesi, organisasi profesi ini sangat menentukan keberhasilan dalam upaya pengembangan citra keperawatan sebagai profesi serta mampu berperan aktif dalam upaya membangun keperawatan profesional dan berada di garda depan dalam inovasi keperawatan di Indonesia.
5. PEMBERLAKUAN KODE ETIK KEPERAWATAN.
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat professional selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku professional keperawatan sesuai kode etik keperawatan.
6. OTONOMI
Keperawatan memiliki kemandirian, wewenang, dantanggungjawab untuk mengatur kehidupan profesi, mencakup otonomi dalam memberikan askep dan menetapkan standar asuhan keperawatan melalui proses keperawatan, penyelenggaraan pendidikan, riset keperawatan dan praktik keperawatan dalam bentuk legislasi keperawatan( KepMenKes No.1239 Tahun 2001 )
7. MOTIVASI BERSIFAT ALTRUISTIK
Masyarakat professional keperawatan Indonesia bertanggungjawab membina dan mendudukkan peran dan fungsi keperawatan sebagai pelayanan professional dalam pembangunan kesehatan serta tetap berpegang pada sifat dan hakikat keperawatan sebagai profesi serta selalu berorientasi kepada kepentingan masyarakat.
DENGAN MELIHAT DEFINISI,CIRI PROFESI YANG TELAH DISEBUTKAN DIATAS DAPAT KITA ANALISIS BAHWA KEPERAWATAN DI INDONESIA DAPAT DIKATAKAN SEBAGAI SUATU PROFESI.
- Keperawatan sebagai suatu Profesi dan Syarat Keperawatan Menjadi Sebuah Profesi
– Landasan ilmu pengetahuan yang jelas
– Memiliki kode etik profesi
- Kode Etik Keperawatan
Dalam kode etik keperawatan Indonesia yang telah diputuskan oleh Musyawarah Nasional VI PPNI terdiri dari bagian mukadimah, tanggung jawab perawat dan klien, perawat dan praktek, perawata dan masyarakat, perawat dan teman sejawat, perawat dan profesi lain. Isi dari kode etik tersebut adalah :
a. Mukadimah
Sebagai profesi yang turut serta mengusahakan tercapainya kesejahteraan fisik, material dan mental spiritual untuk makhluk insani dalam wilayah Republik Indonesia. Maka kehidupan profesi keperawatan di Indonesia selalu berpedoman kepada sumber asalnya yaitu kebutuhan masyarakat Indonesia akan pelayanan keperawatan
b. Tanggung jawab perawat dank lien
Perawatan dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia. Perawat dalam memberikan pelayanan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai budaya adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama.
Tanggung jawab utama keperawatan adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan.
Perawat wajib merahasiakan segala yang diketahuinya sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya.
c. Tanggung jawab perawat dan praktik
Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan melalui belajar terus menerus
Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan
Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi.
d. Tanggung jawab perawat dan masyarakat
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
e. Tanggung jawab perawat dan teman sejawat
Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya
Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan tidak kompeten tidak etis dan illegal.
f. Tanggung jawab perawat dan profesi
Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan pelayanan fan pendidikan keperawatan.
Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan.
- Pengaplikasian kode etik perawat pada mahasiswa
– Meningkatkan dan memelihara kompetensi dibidang keperawatan dengan terus menerus belajar baik secara praktik, maupun materi.
– Kejujuran dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan tentang keperawatan yang telah dipelajari.
– Bertanggung jawab dalam perilaku dan menjunjung tinggi nama baik keperawatan
– Berperan aktif dalam kegiatan pengembangan keperawatan/ kegiatan kemahasiswaan seperti donor darah, PMI, dll.
- PPNI
PPNI didirikan pada tanggal 17 Maret 1974 yang kepengurusannya terdiri dari : 1 Pengurus Pusat PPNI berkedudukan di Ibu Kota Negara, 32 Pengurus PPNI Propinsi, 358 Pengurus PPNI Kabupaten/Kota dan lebih dari 2500 Pengurus Komisariat (tempat kerja) yang menghimpun ratusan ribu perawat Indonesia baik yang berada di Indonesia maupun di Luar Negeri, saat ini sudah dibentuk INNA-K ( Indonesian National Nurses Association in Kuwait). PPNI, sejak Juni 2003 telah menjadi anggota yang ke 125 dengan visi sebagai corong suara yang kuat bagi komunitas keperawatan dan berkomitmen tinggi untuk memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang kompeten, aman dan bermutu bagi masyarakat luas.
- Tujuan PPNI
1)Mantapnya persatuan dan kesatuan yang kokoh antara tenaga keperawatan.
2)Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dalam upaya kesehatan.
3)Berkembangnya karier dan prestasi kerja tenaga keperawatan sejalan dengan peningkatan kesejahteraan tenaga keperawatan.
4) Meningkatkan hubungan kerjasama dengan orang lain, dan beberapa lembaga lain baik didalam maupun di luar negeri.
- .Tugas pokok PPNI
1)Dibidang pembinaan organisasi, PPNI bertugas membina kelembagaan, anggotakader kepemimpinan, hukum dan humas.
2)Dibidang pembinaan pendidikan dan pelatihan keperawatan, PPNI bertugasmeningkatkan jangkauan dan mutu pendidikan dan pelatihan keperawatan.
3) Dibidang pembinaan pelayanan keperawatan, PPNI bertujuan meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan keperawatan.
4) Dibidang pembinaan IPTEK, PPNI bertugas mengembangkan penelitian- penelitian keperawatan dan pengembangan keperawatan.
5)Dibidang pembinaan kesejahteraan, PPNI bertugas membina kesejahteraananggota dan pembinaan badan-badan usaha antara lain, pembinaan yayasan dankoperasi.
- Peran dan Fungsi PPNI
- Peran Organisasi profesi :
2)Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan
3)Pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
4)Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan profesiFungsi-fungsi tersebut diimplementasikan melalui berbagai kegiatan yaitu:
1)Menyusun standar kompetensi perawat dan standar perawat dn kependidikankeperawatan.
2)Menyusun kode etik yang mengatur tindakan dan perilaku keperawatan.
3)Menginisiasi, mempengaruhi regulasi, kebijakan kesehatan nasional daninternasional.
4)Mendukung penelitian dan evaluasi keperawatan.
5)Berperan sebagai pusat informasi keperawatan dan mendisiminasikannya.
6)Meningkatkan dan memperoleh kesejahteraan perawat.
7)Menunjukkan kepemimpinan dalam keperawatan nasional dan internasional.
8) Memberikan kesempatan bagi perawat untuk mengembangkan kemampuan profesional melalui pendidikan keperawatan berlanjut.
9) Memastikan collecting bergaining bagi perawat.
10)Memelihara komunikasi dengan anggota melalui publiksi resmi.
11)Berperan aktif sebagai perwalian(advokat ) konsumen.
12)Mewakili dan berbicara atas nama profesi keperawatan dengan tenaga kesehatanlain, organisasi nasional dan internasional, lembaga pemerintah dan badan pemerintah.
- ORGANISASI KEPERAWATAN INTERNASIONAL
- International Council of Nurses (ICN)
Kode etik keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan bahwa keperawatan bersifat universal. Keperawatan menjunjung tinggi kehidupan martabat dan hak asasi mnausia. Keperawatan tidak dibatasi oleh perbedaan kebangsaan, ras, warna kuliut, usia, jenis kelamin, aliran politik, agama, dan status sosial. ICN mengadakan kongres setiap 4 tahun sekali. Pusatnya di Geneva, switzerland.
2. American Nurses Association (ANA)
ANA adalah organisasi profesi perawat di Amerika Serikat. Didirikan pada akhir tahun 1800 yang anggotanya terdiri dari organisasi perawat dari negara-negara bagian. ANA berperan dlm menetapkan standar praktek keperawatan, melakukan penelitian untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan serta menampilkan profil keperawatan profesional dengan pemberlakukan legislasi keperawatan.
3. Canadian Nurses Association (CNA)
CNA adalah asosiasi perawat nasional di Kanada. Mempunyai tujuan yang sama dengan ANA yaitu membuat standar praktek keperawatan, mengusahakan peningkatan standar praktek keperawatan, mendukung peningkatan profesionalisasi keperawatan dan meningkatkan kesejahteraan perawat. CNA juga berperan aktif meningkatkan mutu pendidikan keperawatan, pemberian izin bagi praktek keperawatan mandiri.
4. National League for Nursing (NLN)
NLN adalah suatu organisasi terbuka untuk semua orang yang berkaitan dengan keperawatan meliputi perawat, non perawat seperti asisten perawat (pekarya) dan agencies. Didirikan pada tahun 1952. Bertujuan untuk membantu pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan pendidikan keperawatan.
5. British Nurses Association (BNA)
BNA adalah asosiasi perawat nasional di Inggris. Didirikan pada tahun 1887 oleh Mrs. Fernwick. Bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan seluruh perawat di inggris dan berusaha memperoleh pengakuan terhadap profesi keperawatan.
- Yang harus dipersiapkan sebagai perawat dimasa depan.
Selain itu, perawat di tuntut untuk melakukan perubahan paradigma kepemimpinan dalam keperawatan. Saat ini terdapat persepsi bahwa perawat pemimpin adalah perawat manager yang menduduki posisi struktural dan memiliki power birokrasi. Berdasarkan pemahaman manager dengan pemimpin, di perlukan perubahan mindset atau mental model perawat dari manager menuju pemimpin.
Menurut Prof. Diane brown seorang ahli dalam bidang keperawatanmengemukakan bahwa paradigma baru dalam kepemimpinan keperawatan meliputi :
- Empowerment of all workers
- Multidisciplinary work teams
- Truly patient-centred care
- Continuous qualityimprovement
- Open disclosure and discussion about errors
- Appointment by merried
- Nurses have an aqual place at the table
- Nurses leaders on the hospital executive
- Mahasiswa harus responsif terhadap tantangan yang muncul dan mampu menggerakkan semua sumber daya dala organisasi.
- Berusaha menjadi penentu arah dan sebagai agen perubahan dalam organsasi
- Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
- Menyelesaikan masalah secara ilmiah, sikap dan tingkah laku profesional
- Belajar aktif dan mandiri serta mengikuti pendidikan di masyarakat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar